IKHLAS
“ Katakan , sesungguhnya sholat ku, ibadahku, hidupku dan
matiku hanya untuk
Allah, seru sekalian alam, tiada sekutu baginya, dan
demikianlah yang di
perintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama
menyerahkan
diri (kepada Allah).” (QS.
Al-An’am : 162-163)
Ikhlas, adalah sebuah kata
yang tak asing lagi di telinga kita. Kata ikhlas sering digunakan dalam
berbagai aktifitas hidup kita, mulai saat bersedekah, beribadah, bekerja,
berusaha, membantu orang lain,berkeluarga, dan banyak aktifitas hidup lainnya.
Kata ikhlas biasanya, sering kita gunakan untuk menjelaskan tindakan-tindakan
yang tidak beroreintasi materil, tanpa
pamrih dan tulus.
Tindakan
yang disertai keikhlasan, sering membuat decak kagum banyak orang, karena
tindakan tersebut adalah bentuk pengorbanan diri seseorang pada orang lain,
tanpa berharap pamrih dari orang dibantunya. Ternyata ikhlas bukan sembarang “kata”,
makna ikhlas bagaikan sebuah mantra yang mampu memberikan keajaiban dalam
kehidupan manusia.
Karena
manusia-manusia yang ikhlas, memiliki keistimewaankeistimewaan tersendiri dalam
hidupnya ”?”.
Kekuatan
ikhlas, ternyata dapat memberikan perubahan positif
dalam kehidupan manusia. Kekuatan positif
inilah yang membuat orang ikhlas, selalu mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam
hidupnya. Orang ikhlas hatinya, akan selalu di lapangkan hidupnya oleh Allah,
jiwanya
selalu
berserah diri pada pencipta-Nya. Sehingga beban-beban di punggungnya, akan di
ringankan oleh Allah dari beban-beban ujian yang memberatkan hidupnya, semua
kesulitannya akan di mudahkan oleh Allah. Karena
orang ikhlas selalu percaya, sesudah kesulitan pasti ada
kemudahan. Dan ia percaya, Allah akan selalu menolong
hamba-hambanya yang ikhlas.
Apa itu ikhlas? Bagaimana penggunaannya? Apa urgensinya
sikap ikhlas dalam kehidupan manusia? Kekuatan positif apa yang dimiliki oleh
seorang manusia, ketika dia bersikap ikhlas?.
Semua
jawaban itu akan kita dapatkan, setelah kita memahami makna ikhlas. Caranya
yaitu engan memahami makna ikhlas terlebih dahulu, setelah itu baru kita akan
mampu mengimplementasikan dalam kehidupan sehar--hari. Dengan ikhlas, kita tak
perlu lagi bergundah hati, resah-gelisah, takut pada kemiskinan, kesempatan,
penyakit dan ketidakjelasan masa depan. Ikhlas dapat melapangkan kesempitan, mempositifkan
energi-energi negatif dalam diri, menghapuskan kebencian, menghilangkan dendam,
dan mendobrak segala bentuk penyembahan-penyembahan pada Dunia, yang tak
sedikit manusia terjebak di dalamnya.
Dengan
kemurnian ikhlas, seorang manusia dapat membebaskan dirinya dari segala bentuk
perbudakan Duniawi. Ia akan mampu melepaskan dirinya dari segala penyembahan
kepada selain Allah. Seperti penyembahan pada materi, Uang, Harta benda,
Wanita, Perhiasan,
Alkhohol,
Narkoba, Birahi, Jabatan, Tahta, Kekuasaan, Tradisi, yang selama ini banyak
manusia terbukti terbudaki olehnya. Sesuai penjelasan surat Al-an’am di atas, Sesungguhnya Shalatku, Ibadahku, Hidupku, dan matiku hanya
untuk Allah semata!, Inilah hakikat Ikhlas. Apalagi penjelasan dalam
Surat Al-fatihah.
“ Hanya Engkaulah (Allah) yang kami sembah, dan hanya
kepada Engkaulah (Allah) kami mohon pertolongan, “ (AL-Fatihah : 5)
Sebagai
makhluk yang diciptakan oleh Sang
Khalik, sudah sepantasnyalah manusia hanya berhak
menyembah, berharap, dan memohon pertolongan hanya kepada Allah saja. Dan
keikhlasan, adalah pondasi awal untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Tanpa
keikhlasan, kita tidak akan mampu mengendalikan hawa nafsu, agar tetap berada di
jalan lurus, jalan yang di ridhoi oleh Allah.
Sebab
hanya dengan berserah diri pada kehendak Allah lah, hidup manusia akan di
selamatkan. Dan keikhlasan adalah kemurnian
sikap yang akan membuat manusia menjadi hamba Allah, bukan hamba nafsunya,
bukan hamba selain Allah, bukan hamba materialisme, sesuatu yang justru hanya ciptaan-ciptaan Allah.
Kemurnian
sikap, ucapan, dan perbuatan ikhlas inilah yang membuat kata “ikhlas” bagaikan
mantra yang mampu menghujam hati, mengetarkan jiwa, dan sinarnya mampu memancarkan
kekuatan positif yang mampu menyelesaikan berbagai macam persoalan hidup. Sebab
hanya dengan berserah diri secara utuh kepada Allah lah, semua bebanbeban hidup
manusia akan di ringankan oleh-Nya.
Sungguh
sombong manusia yang hanya menggantungkan hidupnya pada dirinya sendiri, pada
kekayaan materi yang di miliki, pada kekuasaan politik maupun tradisi yang
sandang, pada popularitas yang membuai, pada ciptaan-ciptaan Allah yang
keberadaannya sangat bergantung pada Penciptanya. Sungguh tersesat, manusia
yang tidak menggantungkan hidupnya pada Allah, karena sesungguhnya manusia adalah
makhluk lemah yang tak memiliki daya dan upaya kecuali dia hanya berserah diri
pada Allah. Sebab, tak ada satu helai rambut pun yang jatuh ke Bumi, tak ada
satu lembar daun pun yang jatuh ke tanah, kecuali atas seizin Allah. Kalau kita
menyadari hal itu, lantas alasan apalagi yang harus kita tunggu untuk tidak
menyerahkan diri dan hidup
kita
kepada Allah saja. Dan cara satu-satunya adalah dengan mengikhlaskan hati.
Penulis : Muhammad Gatot Aryo Al-Huseini
Penulis : Muhammad Gatot Aryo Al-Huseini

0 Response to "IKHLAS"
Posting Komentar