SEJATINYA MANUSIA BUTUH SAKIT DAN MUSIBAH
Berbagai hal yang tidak biasa Allah tampakkan ke hadapan kita, agar kita dapat mengambil pelajaran. Mari simak Al-Baqarah ayat 269 yang artinya :
“Allah menganugerahi hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah memperoleh karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang berakal yang dapat mengambil pelajaran.”
Allah memperlihatkan fenomena bernama CIPA, untuk kita yang selama ini menganggap musibah sebagai sebuah hal yang tidak menyenangkan. Karena faktanya, ketika seseorang tidak pernah merasakan musibah, maka hidupnya tidak lebih senang dari orang lain.
Lihatlah CIPA (Congenital Insensitivity to Pain with Anhidrosis), suatu mutasi genetik yang menyebabkan seseorang tidak memiliki indera perasa pada syaraf-syarafnya. Artinya, ia tidak bisa merasakan sakit jika kulitnya terluka seperti terbakar atau teriris pisau.
Kelihatannya keadaan demikian sangat sempurna. Tetapi rekam jejak menunjukkan bahwa para penderita CIPA lebih menderita. Mereka justru berharap seandainya bisa seperti kita yang merasakan sakit.
Ashlyn Blocker lahir pada tahun 1999 di Georgia dan dinyatakan mengidap penyakit langka seperti ini. Suatu hari tangannya tercelup air mendidih, tetapi ia tak merasa panas sama sekali. Akibatnya kulit tangannya melepuh dan membutuhkan pengobatan serius.
Ashlyn berkata bahwa tanpa adanya rasa sakit, ia jadi tidak tahu bahwa ada sesuatu yang tidak baik sedang menimpa tubuhnya. Tanpa keberadaan rasa sakit, ia selalu terlambat untuk melakukan tindak penyelamatan.
Hal serupa juga dirasakan Gabby Gingras dari Minnesota. Saat masih bayi berumur empat bulan, ia menggigiti jarinya hingga berdarah-darah tanpa merasa sakit.
Beranjak usia kanak-kanak, Gabby mengoleskan salep pada kedua matanya. Tentu saja ia melakukannya karena tidak ada rasa perih atau gatal. Seakan-akan perbuatan itu hal yang lumrah. Apa yang terjadi? Matanya mengalami gangguan penglihatan dan membutuhkan alat bantu.
Semua fakta ini menunjukkan bahwa kulit kita membutuhkan rasa sakit. Beruntunglah kita yang bisa merasakan sendiri seperti apa yang namanya sakit itu.
Sama seperti kehidupan, juga membutuhkan musibah. Sehingga kita jadi tahu bahwa ada sesuatu yang tidak baik sedang menimpa hidup kita.
Tanpa keberadaan musibah, kita akan selalu terlambat untuk melakukan tindak penyelamatan.
Seorang dewa eka prayoga diusia 20an bisnis hancur hancuran meninggalkan hutang milyaran, Mustahil bisa melunasi.
Tidak bebarapa lama kemudian sakit parah dan divonis dokter kemungkinan 80% mati, hampir mustahil bisa sehat kembali.
Dengan gempuran musibah & sakit yang diderita justru membuat dewa eka semakin dekat dengan yang maha kuasa, dengan modal iman beliau lawan kemustahilan kemustahilan dan berhasil menjemput keajaiban.
Saat ini Dewa Eka P sembuh dari sakit dan keluar dari masalah yang dialami kemudian kembali membangun bisnis diberbagai bidang seperti edukasi, penerbitan, property syariah, distribusi kosmetik, hijab dll.
Jika tidak mendapat musibah, jika tidak mendapat sakit, mungkin Dewa Eka Tidak akan menjadi seperti sekarang, menjadi pengusaha yang bertaqwa yang menggantungkan sepenuhnya semua usaha hanya kepada Allah Yang Maha Kuasa.
“Allah menganugerahi hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah memperoleh karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang berakal yang dapat mengambil pelajaran.”
Allah memperlihatkan fenomena bernama CIPA, untuk kita yang selama ini menganggap musibah sebagai sebuah hal yang tidak menyenangkan. Karena faktanya, ketika seseorang tidak pernah merasakan musibah, maka hidupnya tidak lebih senang dari orang lain.
Lihatlah CIPA (Congenital Insensitivity to Pain with Anhidrosis), suatu mutasi genetik yang menyebabkan seseorang tidak memiliki indera perasa pada syaraf-syarafnya. Artinya, ia tidak bisa merasakan sakit jika kulitnya terluka seperti terbakar atau teriris pisau.
Kelihatannya keadaan demikian sangat sempurna. Tetapi rekam jejak menunjukkan bahwa para penderita CIPA lebih menderita. Mereka justru berharap seandainya bisa seperti kita yang merasakan sakit.
Ashlyn Blocker lahir pada tahun 1999 di Georgia dan dinyatakan mengidap penyakit langka seperti ini. Suatu hari tangannya tercelup air mendidih, tetapi ia tak merasa panas sama sekali. Akibatnya kulit tangannya melepuh dan membutuhkan pengobatan serius.
Ashlyn berkata bahwa tanpa adanya rasa sakit, ia jadi tidak tahu bahwa ada sesuatu yang tidak baik sedang menimpa tubuhnya. Tanpa keberadaan rasa sakit, ia selalu terlambat untuk melakukan tindak penyelamatan.
Hal serupa juga dirasakan Gabby Gingras dari Minnesota. Saat masih bayi berumur empat bulan, ia menggigiti jarinya hingga berdarah-darah tanpa merasa sakit.
Beranjak usia kanak-kanak, Gabby mengoleskan salep pada kedua matanya. Tentu saja ia melakukannya karena tidak ada rasa perih atau gatal. Seakan-akan perbuatan itu hal yang lumrah. Apa yang terjadi? Matanya mengalami gangguan penglihatan dan membutuhkan alat bantu.
Semua fakta ini menunjukkan bahwa kulit kita membutuhkan rasa sakit. Beruntunglah kita yang bisa merasakan sendiri seperti apa yang namanya sakit itu.
Sama seperti kehidupan, juga membutuhkan musibah. Sehingga kita jadi tahu bahwa ada sesuatu yang tidak baik sedang menimpa hidup kita.
Tanpa keberadaan musibah, kita akan selalu terlambat untuk melakukan tindak penyelamatan.
Seorang dewa eka prayoga diusia 20an bisnis hancur hancuran meninggalkan hutang milyaran, Mustahil bisa melunasi.
Tidak bebarapa lama kemudian sakit parah dan divonis dokter kemungkinan 80% mati, hampir mustahil bisa sehat kembali.
Dengan gempuran musibah & sakit yang diderita justru membuat dewa eka semakin dekat dengan yang maha kuasa, dengan modal iman beliau lawan kemustahilan kemustahilan dan berhasil menjemput keajaiban.
Saat ini Dewa Eka P sembuh dari sakit dan keluar dari masalah yang dialami kemudian kembali membangun bisnis diberbagai bidang seperti edukasi, penerbitan, property syariah, distribusi kosmetik, hijab dll.
Jika tidak mendapat musibah, jika tidak mendapat sakit, mungkin Dewa Eka Tidak akan menjadi seperti sekarang, menjadi pengusaha yang bertaqwa yang menggantungkan sepenuhnya semua usaha hanya kepada Allah Yang Maha Kuasa.

0 Response to "SEJATINYA MANUSIA BUTUH SAKIT DAN MUSIBAH"
Posting Komentar