TURUNKAN GAJIMU
Ada seorang
lelaki datang kepada Imam Syafe’i dan mengeluhkan kehidupannya. Lelaki itu
berkata, “Penghasilan saya sebagai panjaga kandang onta setiap hari adalah 5
dirham (kurang lebih 400 ribu rupiah) tetapi mengapa masih kurang? Istri saya
sering marah-marah dan keluarga saya tidak harmonis. Dada saya terasa sumpek.
Wahai sang Imam apa yang perlu saya lakukan.”
Mendengar
keluhan dari jamaahnya, sang Imam menjawab, “Bilang kepada majikanmu, untuk
menurunkan gajimu.” Mendengar jawaban sang imam lelaki ini terkejut. Namun
karena ketundukkannya kepada sang guru, lelaki ini pun menuruti perintahnya.
Saat ia menyampaikan permintaan kepada majikannya untuk menurunkan gajinya,
sang majikan pun terkejut. Bahkan sempat bertanya, “Tidak salah permintaan
ini?”
Akhirnya,
gaji lelaki itu diturunkan dari 5 dirham menjadi 4 dirham setiap hari. Setelah
beberapa bulan berlangsung, sang lelaki ini kemudian menghadap lagi kepada imam
Syafe’i. “Wahai Imam, alhamdulillah istri saya semakin baik, walaupun terkadang
masih cererwet. Saya sudah merasa bahagia walau terkadang kesedihan masih
muncul. Apa lagi yang harus saya lakukan?”
Sang imam
kembali menjawab, “Bilang kepada majikanmu untuk menurunkan lagi gajimu.”
Singkat cerita, akhirnya gaji lelaki ini menjadi 3 dirham sehari, atau kurang
lebih menjadi Rp 240.000. Jauh lebih kecil dari gaji awalnya yang kurang lebih
Rp 400.000. Setelah gaji lelaki ini 3 dirham ternyata ia lebih bahagia dan
rumah tangganya semakin mesra dan harmonis.
Sang Imam menjelaskan,
“Terkadang bayaran kita terlalu mahal dibandingkan jerih payah kita. Kelebihan
bayaran inilah yang merusak harta halal yang seharusnya kita terima. Dan,
itulah yang membuat kita tidak bahagia dan rumah tangga kita sering dirundung
masalah.”
Mari kita
pastikan bahwa jerih payah kita, prestasi kerja kita di kantor dan sumbangsih
yang kita berikan itu jauh lebih besar dibandingkan gaji dan penghasilan yang
kita peroleh. Karena, itulah sumber keberkahan rezeki kita.

0 Response to "TURUNKAN GAJIMU"
Posting Komentar