REZEKI YANG DIPAKSAKAN



Nyatanya, rezeki itu dipaksakan masuk ke dalam hidup kita. Saat hati dan pikiran jernih, yang terjadi adalah keajaiban.

Saat farah anak kami yang kedua masih bayi, setiap hari saat jam istirahat mengajar istri saya memanfaatkan waktu tersebut pulang untuk menyusui. Saya pun meminta ijin atasan untuk pulang mengantar istri pulang pergi. Istri kadang sampai kesakitan karena ASI nya penuh dan harus menyusui si bayi Farah. Karena saat itu kami belum mengenal mengenal yang namanya alat pompa ASI.

Belakangan saya merenungi ternyata rezeki itu dahsyat sekali. Takdirnya rezeki seolah-olah dipaksakan masuk. Allah telah menjamin rezeki Farah. Malah manusia yang dititipi rezeki yaitu kami orang tuanya, terburu-buru untuk memberi rezekinya ke Farah. 


Skenario Allah sangat sempurna, antara yg diberi rezeki (Farah) dan yang dititipi rezeki (ortunya) saling terhubung satu sama lain. Semakin yakin bahwa akan ada orang yang dititipi rezeki dan siap mengantarnya dengan tergopoh-gopoh kepada kita. Farah yg masih bayi yang tentu jernih pikiran dan hatinya dan pasti tak ada rasa suudzon pada  siapapun, telah Allah jamin rezekinya sedemikian rupa.

Saya berpikir, apakah jalan rezeki saya yang kadang terhambat akibat ketidakjernihan pikiran dan hati serta tebalnya rasa suudzon? Astaghfirullah ampuni kami ya Rabb.

Komuter Surabaya Lamongan (SULAM)
Toni Akhiyat

0 Response to "REZEKI YANG DIPAKSAKAN "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel